Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - A1
25k / bulan
60k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - A2
25k / bulan
60k / 3 bulan

Digital Shaping: Penguatan Karakter Religius di Era Literasi Digital (Sebagai Juara 3 Essai Internasional Tema Literasi Digital)

 

(Sumber: Unsplash)



Digital Shaping: Penguatan Karakter Religius di Era Literasi Digital

Oleh Asfira Zakiatun Nisa

Sebagai Juara 3 Essai Internasional Tema Literasi Digital

Dibukukan dalam buku berjudul Literasi Digital



Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat telah mempengaruhi cara manusia berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Teknologi digital telah memengaruhi pikiran, tindakan, dan perilaku manusia yang disebut sebagai Digital Shaping. Era digitalisasi telah membawa dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan literasi digital yang mendukung karakter religius dalam era digitalisasi.

Dalam era digitalisasi di Indonesia, pengembangan literasi digital yang mendukung karakter religius memiliki tantangan yang cukup kompleks. Salah satu tantangannya yaitu konten digital yang tidak selalu memiliki nilai-nilai religius. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta pada tahun 2021 atau sekitar 72,7% dari total populasi. Namun, kurang dari setengah pengguna internet di Indonesia memiliki literasi digital yang memadai. Sebanyak 37,4% responden mengaku sering menemukan konten digital yang tidak bermoral di media sosial. Hal ini menunjukkan pengembangan literasi digital di Indonesia perlu mendapat perhatian yang serius mengingat berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk konten digital yang tidak selalu memiliki nilai-nilai religius.

Konten digital yang tidak bermoral, berisi kekerasan, dan pornografi dapat memengaruhi pemahaman, amalan, dan nilai-nilai religius seseorang (Anderson, 2019; Hootsuite, 2020; Kim, 2020; Ochs, 2020; Singh, 2021). Data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menunjukkan bahwa internet juga digunakan oleh kelompok-kelompok ekstremis untuk menyebarkan paham radikal (Zulfikar & Aminah, 2020). Begitu pula survei yang dilakukan oleh Hootsuite dan We Are Social (2020), sekitar 62% pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak dan remaja yang belum memahami sepenuhnya risiko dan konsekuensi dari penggunaan teknologi digital. Hal ini menunjukkan bahwa risiko penyalahgunaan teknologi seperti penyebaran hoaks, cyberbullying, dan penggunaan internet untuk tindakan kejahatan juga dapat mempengaruhi karakter religius seseorang. Oleh karena itu, pengembangan literasi digital yang mendukung karakter religius di Indonesia menjadi perhatian penting.

Salah satu cara untuk mengembangkan literasi digital yang mendukung karakter religius yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan ke dalam penggunaan teknologi digital. Misalnya, dalam mengajarkan anak-anak dan remaja tentang literasi digital, penting untuk menekankan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan etika dalam penggunaan teknologi digital. Hal ini dapat membantu anak memahami konsekuensi dari tindakan anak di dunia digital dan menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.

Selain itu, penting juga untuk menyediakan konten digital yang memiliki nilai-nilai religius yang baik. Dalam era digitalisasi, informasi dan konten tersedia dengan sangat mudah dan cepat. Namun, tidak semua konten memiliki nilai-nilai religius yang baik. Ada banyak konten yang bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan seperti kejujuran, integritas, dan etika. Beberapa platform digital seperti HalalTrip dan SalamWeb telah mengembangkan aplikasi yang memudahkan umat Islam dalam menjalankan ibadah seperti pencarian arah kiblat, jadwal salat, dan rekomendasi restoran halal. Selain itu, beberapa media sosial seperti MuslimPro dan Ramadan Kareem menyediakan fitur-fitur khusus untuk memfasilitasi umat Islam dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan. Tak hanya itu, dalam pembelajaran di sekolah saat ini juga berbasis nilai-nilai karakter religius. Oleh karena itu, penting bagi organisasi dan individu yang terlibat dalam pembuatan konten digital untuk memperhatikan nilai-nilai religius.


Gambar 1. Contoh modul pembelajaran digital berbasis nilai-nilai keislaman

Dalam mengembangkan literasi digital yang mendukung karakter religius, peran keluarga, pendidik, dan pemuka agama juga sangat penting. Keluarga dapat memberikan pengarahan dan pembinaan kepada anak-anak dalam menggunakan teknologi digital secara positif dan mengedepankan nilai-nilai religius. Pendidik dapat mengintegrasikan literasi digital yang mendukung karakter religius dalam kurikulum pendidikan, sedangkan pemuka agama dapat memberikan arahan dan bimbingan tentang penggunaan teknologi digital yang sejalan dengan nilai-nilai religius.

Dalam era digitalisasi saat ini, literasi digital menjadi hal yang penting untuk dikembangkan. Namun, tantangan dalam mengembangkan literasi digital yang mendukung karakter religius juga tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, pentingnya pemahaman konsep Digital Shaping dan pengaruh teknologi digital terhadap karakter religius. Integrasi nilai-nilai keagamaan dalam pengembangan literasi digital dapat menjadi solusi untuk memperkuat karakter religius dalam era literasi digital. Meskipun ada tantangan dan risiko yang perlu diwaspadai, tetapi dengan pemahaman yang baik dan pengembangan literasi digital yang tepat, manusia dapat mengoptimalkan teknologi digital untuk kebaikan dan kemajuan secara keseluruhan.

 




Profil Penulis


Asfira Zakiatun Nisa’, seorang mahasiswa fasttrack S2 Pendidikan Matematika UIN Malang yang masih haus ilmu pengetahuan. Saya memiliki ketertarikan yang besar dalam penelitian, teknologi, dan pengembangan aplikasi. Selain itu, saya juga aktif dalam bidang kepenulisan, seperti menulis 12 buku antologi, artikel jurnal, berbagai lomba LKTI, dan artikel populer di media online. Saya percaya bahwa keberhasilan bukanlah tentang seberapa pintar atau berbakat seseorang, tetapi seberapa banyak yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka. Saya selalu berusaha untuk belajar dan berkembang setiap hari, baik dalam akademik maupun non-akademik, dan berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui teknologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640