Indahnya Menjadi Guru
Penulis:
Ali Azis, S.Ag., Hj. Muliati, S.Ag., Nur Azizah Fatiati, S.Ag., M.Pd., Rizky Marlina Khairunnisah, S.Pd., Yeni Hartati, S.Ag., Widhia Maharanie, S.Pd., Tati Isnayati, SE., Aas Sudarmika, S.Pd., SD., Masyhudi, S.Ag., Sri Wigati, S.Ag., H. Ulul Azmi, S.Pd.I., Suhaini Nurus Syifa, S.Ag., Siti Maryam, S.Pd., Siti Machmudah Zainuri, S.Pd., H. Yusuf Ardah Bili, S.Pd.I., Nimin, S.Pd., Maryadi, S.Pd., Jamaluddin, S.Pd., Mohammad Harun, S.Pd., Buryati, S.Ag., Triyanto, S.Ag., Muhyar, S.Ag., Azizah, S.Pd.I., Zaki Mutaqien, S.Ag., Siti Muamala, S.Pd., H. Sahal Fachrie, S.Ag.
Tebal: 103 halaman
Ukuran: 14,5 cm x 20,5 cm
ISBN: On Proses
Hari itu, pagi yang cerah menyambut saya dengan semangat yang menggebu. Di ruang guru, jam menunjukkan pukul 07.30, dan saya, Rizky Marlina Khairunnisah, S. Pd., sudah siap mengajar di kelas 1B. Sebagai guru di Sekolah, meskipun sudah berpengalaman, rasa senang dan antusiasme selalu ada setiap kali melangkah ke kelas ini. Kelas 1B adalah kelas yang penuh energi dan rasa ingin tahu.
Seni Rupa adalah pelajaran yang mereka nantikan. Anak-anak yang masih kecil ini senang berkreasi, dan saya merasa bersyukur bisa membimbing mereka dalam mengeksplorasi dunia seni. Pagi itu, saya membawa peralatan menggambar dan berkata, "Hari ini kita akan menggambar pemandangan alam!" Mereka langsung berbinar, penuh semangat.
Saya menjelaskan langkah-langkah menggambar pemandangan, mulai dari gunung, pohon, hingga matahari yang bersinar. Saya mengajak mereka menggunakan warna cerah: hijau untuk pohon, biru untuk langit, dan kuning untuk matahari. Mereka pun mulai menggambar dengan penuh kreativitas, ada yang menggambar gunung besar, pohon rimbun, dan matahari senyum lebar.
Sambil mengelilingi kelas, saya melihat Fadil, seorang siswa yang tampak bingung. Saya mendekatinya dan bertanya, "Fadil, kenapa masih bingung?" Fadil ragu, "Miss, saya nggak tahu bagaimana menggambar gunung, apa harus seperti yang Miss buat?" Saya tersenyum dan menjawab, "Fadil, gambar itu milikmu. Kamu boleh menggambar gunung seperti apa pun yang kamu suka. Yang penting, kamu berani berkreasi."
Setelah mendapat dorongan, Fadil mulai menggambar gunung dengan bentuk lebih tumpul dan lembut. Wajahnya mulai ceria, dan saya merasa bahagia melihat kepercayaan dirinya tumbuh. Kelas semakin ramai dengan suara tawa dan suara pensil yang menari di atas kertas. Beberapa anak sudah selesai dan mulai mewarnai, sementara yang lain masih sibuk dengan detail gambar mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar